GURU YANG BAIK
Seperti apakah guru yang baik itu? Apakah guru yang disukai murid itulah guru yang baik?, fenomena guru yang sekedar cari muka sudah sanga banyak di negara ini, seorang guru yang bodoh namun seolah menjadi pintar sudah banyak terpampang didepan kelas kita. Banyak dijumpai guru dan dosen yang terlalu menjaga kehormatanya didepan siswa atau peserta didik, sebagai cotoh adalah guru dan para dosen senior yang sangat menjunjung tinggi nilai kehormatan dirinya sendiri, padahal yang diajarkan mungkin adalah bualan dan dongeng semata.
Dalam pembuktiannya, terbukti guru dan dosen denior lebih keras kepala dari pada guru dan dosen muda, bedanya adalah jaim dan tidak jaim, guru muda rata-rata berani mengakui kesalahannya dalam pengajaran atau materi yang disampaikannya kepada para siswa dalam proses balajar mengajar, namun guru dan dosen senior cenderung keras kepala dan menganggap siswa tidak tahu apa-apa, dan dirinyalah yang seharusnya dibenarkan, jika mereka sudah berkata “A” walau sampai matipun akan dipertahankan “A” walau sebenarnya yang benar adalah “B”.
Sampai kapan para manusia pendidik seperti ini masih tetap ada? Jika sudah begini maka kekerasanlah yang jadi alat mereka untuk menakhlukan siswa dan peserta didik, maka tidak jarang kekerasan fisik dan sikis banyak dilakukan justru oleh guru senior atau yang sudah tua, emosi mereka begitu mudah meluap jika merasa diremehkan atau disepelekan. Bahkan saya pernah mendengar kalimat “ bocah wingi sore kog arep ngelawan gurune”. Jika kalimat seperti itu sudah diucapkan maka siswa bisa apa?
Kalau sudah begini apa perlu guru tua mulai ditest psikologinya, masih dan layakkah mereka mengajar, jangan-jangan hanya akan merusak generasi muda saja, padalah dalam pendidikan keguruan yang saya ikuti, dengan jelas dikatakan bahwa guru tidak boleh melakukan kekerasan yang dapat membuat murud jadi “down”, yang antara lain kekerasan baik secara fisik ataupun psikis. Jangan sampai seorang guru mengatakan muridnya “bocah goblok”, “Bocah Elek”, atau membandingkan siswa satu dengan yang lain, siswa yang kurang bukan ditindas dan ditinggalkan tetapi lebih diberi perhatian dan pujian-pujian yang dapat memotifasi siswa untuk memperbaiki diri.
Sudah saatnya kekerasan dan metode pengajaran yang salah dihilangkan dari muka bumi karena dapat merusak generasi muda, sebagai guru yang baik haruslah memperpandai diri, bukannya membuat diri nampak pandai didepan siswa tapi sebenarnya tidak mampu, siswa bukanlah tempat untuk mencari kehormatan tetapi tempat untuk menuangkan pengabdian, dihormati atau tidak dihormati itu tergantung sikapnya masing-masing, jangan sampai dihormati dikelas tapi bicemooh diluar kelas. Ajarkan siswa untuk berfikir efektif bukan malah diajarkan materi yang membuat siswa bingung setengah mati. Beradalah selalu dipihak siswa, jadilah teman sekelah bagi mereka, maka anda akan lebih diperhatikan. Guru yang baik adalah guru yang mampu mentrasfer ilmunya dengan baik kepada para siswa dan dapat ditangkap dengan baik pula oleh para siswa, dan guru yang baik juga adalah guru yang disambut dengan senyum oleh siswa, bukan yang disambut dengan ketakutan dan tundukan kepala oleh para siswa. Jika masih ada guru yang semacam itu wajiblah supaya mengkoreksi diri, karena kami generasi muda tidak mau kalian didik dengan harga diri dan emosi kalian tapi dengan kemampuan dan kreatifitas kalian sebagai panutan dan awal dari sebuah generasi baru di negara ini.
Thomas Christian W. PBSI. IKIP PGRI SEMARANG
Senin, 11 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar