CERITA BERSAMBUNG … NOVEL RYAN PUTRA SAMUDERA BAGIAN ke – 4
Dalam kisah sebelumnya dikisahkan dewa yang pergi ke timur untuk mencari naga itu bertemu dengan siluman harimau dan telah membunuh siluman harimau tersebut, dan tanpa diduga Ryan berhasil sampai ditempat itu dan bertemu dengan Dewa, namun rupanya itu membuat Dewa benar-benar kesal kepada Ryan. Dengan sekejap dewa sudah berada dibelakang ryan, bahkan ryan sama sekali tidak melihat gerakannya. Dewa memukul kepala Ryan dengan sebuah batu, sampai Ryan pingsan, dan setelah bangun ryan sudah ada disebuahtempat. Ia berada disebuah danau yang sangat besar, rupanya dia telah ditolong oleh seorang anak kecil. Ryan bingung dengan semua yang terjadi padanya “apa sebenarnya yang terjadi” Tanya Ryan pada anak kecil itu. “Kau pingsan karena luka dikepalamu dan aku membawamu kesini”. Jawab anak itu. Lalu Ryan mulai mengingat kalau Dewa telah memukul kepalanya dengan sangat keras. “Lalu dimana Dewa, orang yang memukulku tadi?” Tanya Ryan, namun anak itu hanya menggelengkan kepala. “kalau aku boleh tahu siapa dirimu sebenarnya? Kenapa kamu menolongku?” Tanya Ryan. “aku adalah aku, lihatlah ujung danau itu. Danau itu bermuara di Samudera, aku adalah danau ini dank au adalah Samudera itu”.
Ryan : Apa maksudmu?
“Ini adalah takdir, aku ada karena kaupun ada, dalam arti lain aku adalah dirimu sendiri”. Jawab anak itu. “hey.. perkataanmu sungguh membuatku bingung..!!apa kita pernah bertemu?” Tanya Ryan. “tidak,kau baru kali ini melihatku, panggil saja aku si bungsu”. “baiklah, tetapi kau dengan siapa ditempat ini?”
Si bungsu : aku hanya sendirian, karena aku menanti kamu
Ryan : Menanti aku? Untuk apa?”
Si bungsu : seperti yang sudah aku bilang, aku adalah kamu, kamu adalah aku. Sekarang ikutlah aku.
Ryan : kemana? Aku harus menyelamatkan Dewa, dia dalam bahaya sekarang. Aku tak punya banyak waktu untuk bermain-main denganmu.
Si bungsu : bukankah tujuan kita sama? Aku adalah dirimu dan aku juga akan menolong dewa.
Ryan semakin tidak mengerti, namun karena dia penasaran akhirnya dia mengikuti si bungsu. Mereka berdua terus berjalan menyusuri danau itu. “Sebenarnya kita mau kemana?” Tanya Ryan. “ kita akan menuju ke muara danau ini”. Jawab si bungsu. “Maksudmu ke Samudera?” Tanya Ryan. “benar sekali”.
Beralih ke Dewa, dia kini sampai disuatu tempat yang dihuni oleh banyak sekali kambing dan domba, ia mencari siapa yang hidup disana, dan bermaksud menanyakan dimana naga emas itu tinggal. Namun tidak satupun manusia yang dijumpai, sampai bertemulah ia dengan seorang kakek tua. “Hei orang tua, tahukah kamu dimana naga emas berada?” Tanya Ryan. Namun kakek tua itu malah diam saja, tidak menjawab apa yang ditanyakan Dewa. “Hei.. apa kau ini tuli ya orang tua? Bicaralah atau kau akan kubunuh.” Gertak Dewa. Namun lagi-lagi orang tua itu tidak menjawab pertanyaan dewa. Karena kesal dewa-pun mencekik kakek tua itu, Namun anehnya kakek tua itu berubah menjadi seekor ular yang sangat besar, yang mempunya dua tanduk dikepalanya. “oh rupanya kau benar-benar menantangku ya, dasar ular busuk”. Dewa langsung menggunakan kekuatannya, untuk mementalkan ular itu, namun ular itu berlilit pada sebuah pohon. “hei anak muda.. kau mungkin sangat kuat, namun kekuatanmu itu akan membinasakanmu sendiri, dan kelak akan ada seseorang yang mengalahkanmu”. Setelah berkata seperti itu ular itupun lenyap seperti ditelan bumi. “Siapa sebenarnya dia?” pikir Dewa dalam hati. Karena ingin cepat bertemu sang naga emas, Dewa-pun berlari terus ke arah Timur. Disisi lain Jenni sampai disuatu tempat dan melihat kunang-kunang, entah mengapa, kunang-kunang tersebut seperti membimbingnya untuk mengikutinya. Ia-pun berlari mengikuti kunang-kunang tersebut.
Setelah berjalan cukup lama sampailah Ryan di ujung danau, dan didepannya sudah terbentang lautan yang sangat luas dan tiada bertepi, itulah samudera. “inilah tempat kita, inilah kekuatan kita” kata si bungsu. “Daerah kekuasaan? Apa maksudmu?”.
Si bungsu : ikutlah aku dan kau akan tahu.
Si bungsu lalu menyeberangi lautan itu, ia berjalan menapaki laut itu tanpa tenggelam. “ayo ikuti aku Ryan” ajak si bungsu.
Ryan bingung, mana mungkin dia bisa berjalan diatas air, tetapi karena yakin, dia-pun mencobanya dan langkah demi langkah ia bisa menyeberangi samudera itu tanpa tenggelam sedikitpun.
“wah ini hebat, aku tidak tenggelam” teriak Ryan. “Kekuatan pikiranmu akan menjadi sebuah kekuatan dalam dirimu”.
Akhirnya mereka sampai ditengah laut. “dari sini kau harus berjalan sendiri” kata si bungsu.
Ryan : apa katamu? Berjalan sendiri?
Si bungsu : benar, berjalanlah sampai ketengah samudera, dan disana akan kamu temui pusaran air yang sangat besar, masuklah dan cari mustika mutiara 9 warna, maka kau akan bisa menyelamatkan Dewa.
Ryan masih tak mengerti dengan apa yang dikatakan anak kecil itu, namun karena tekatnya sudah bulat ia-pun menurutinya. “baik aku akan pergi, lalu bagaimana dengan dirimu?” Tanya Ryan. “aku akan menunggumu disini, lagi pula ada temanmu satu lagi yang bernama Jenni menuju kesini”.
Ryan : Baik aku pergi, tolong jaga Jenni.
Si bungsu : ingatlah, meskipun kau anak yang dipilih oleh samudera ini namun bahaya ditengah samudera sana bisa saja membunuhmu sendiri jika kau ceroboh.
Ryan : aku tahu, apa saja akan ku lakukan agar bisa mengembalikan dewa seperti dulu lagi. Aku akan segera kembali membawa Mustika itu.
Ryan-pun terus berlari menuju ke tengah samudera. Namun ia belum tahu bahaya apa yang menghadangnya disana, dan kekuatan besar apakah yang dijanjikan oleh si bungsu, nantikan pada cerita selanjutnya.
BERSAMBUNG Ke bagian Cerita Ryan Putra Samudera Bagian ke - 5 tanggal 28 Feb 2010 .
Senin, 22 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar