CERITA BERSAMBUNG … NOVEL RYAN PUTRA SAMUDRA Karangan : Thomas Christian
Hari sudah mulai petang tapi matahari tak kunjung tenggelam, si Ryan tak kunjung henti menatap keluar jendela entah apa yang dia nanti, dia hanya mengaduk-ngaduk secangkir the yang sudah dingin tanpa diminum. Sebenarnya Ryan sedang bingung mengapa ia selalu sendiri, Ryan hanyalah anak sebatang kara tanpa orang tua dan saudara, dia hanya hidup dengan neneknya yang sudah tua. Bisa dibilang Ryan tak punya siapa – siapa karena dari kecil ia dianggap anak haram oleh masyarakat sekitar. Namun begitu Ryan tidak sedikitpun menyesali nasibnya, bahkan jika ditanya tentang citi-citanya Ryan akan berapi-api menjawabnya, “Suatu saat nanti aku akan menjadi seorang pemimpin yang akan dikagumi banyak orang.. ” begitu kata Ryan dengan senyum bangganya. Ryan bersekolah disekolahan Negeri yang tidak menarik biaya kepadanya, disinilah kisah Ryan dimulai. Ryan pada awalnya dijahui oleh teman-temannya, tetapi lama-lama ia bisa mendapatkan teman yang mau menerimanya, temannya bernama jenni, dan dewa. Dewa berbeda dengan Ryan, dia anak seorang Dosen yang bisa dibilang cukup kaya, sedangkan jenni adalah gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana. Dewa adalah seorang yang tertutup, dan pada suatu hari ada kejadian yang tak terduga-duga, yaitu ayah dan ibu dewa kecelakaan dalam sebuah tabrakan beruntun, hingga Dewa tidak masuk sekolah selama 2 minggu. Padahal anak-anak sekolah sudah menengoknya tapi tetap saja Dewa tak mau berangkat. Hingga akhirnya Ryan dan Jenni berinisiatif untuk menengoknya sekali lagi.
Mereka mengetuk pintu rumah dewa tapi tak ada jawaban, akhirnya Ryan dan jenni nekat masuk saja tanpa minta ijin dulu, alangkah terkejutnya mereka melihat dewa sedang menangis sambil memegang sebuah tali tambang. “Dewa apa yang mau kamu lakukan” teriak Ryan, “Jangan halangi aku, minggir kau” kata Dewa
Ryan : Tidak.. kau tidak boleh melakukan ini..
Jenni hanya menangis melihat kejadian itu, ia Nampak ketakutan
Dewa : untuk apa kau pedulikan aku
Ryan : Jelas kami pedulikan kamu,
Dewa : Kenapa? Apa urusan kalian??? Teriak dewa..
Ryan : karena kamu adalah teman kami
Dewa : ….!!!
Ryan : aku tak akan membiarkan kamu berbuat bodoh seperti ini..
Dewa : Diam kau..!! Kau tak mengerti apa yang aku rasakan..!!!! bentak Dewa..
Ryan terdiam untuk sesaat, dia tertunduk tanpa mengucapkan apapun..
Tiba-tiba dengan sangat keras Ryan memukul wajah Dewa, dan berkata.
Ryan : Kau ini memang bodoh…!!!
Kau hanya bisa menangis dan meratapi kesedihanmu. Kau sama-sekali tak berfikir untuk mengakhiri semua ini.
Jika menjadi kamu aku tak akan berakhir seperti ini..
Dewa : …!!!
Ryan : sebenarnya aku jauh lebih menderita daripada apa yang kamu rasakan saat ini..
Dewa dan Jenni kaget dengan apa yang diucapkan Ryan..
Ryan : Kau masih sempat merasakan apa itu kasih saying orang tua, tetapi aku? Aku bahkan tidak tahu siapa orang tuaku saat ini,Kau tahu.. aku jauh lebih menderita darimu.. tetapi aku tidak sedikitpun mengeluh ataupun menangis seperti apa yang kau lakukan..
Dewa haya tertunduk malu dengan perkataan Ryan..
Ryan menarik kerah baju dewa dan berkata “ aku tidak ingin melihatmu seperti ini lagi, Kau telah menghakimi masa depanmu sendiri, kau mengerti??”
Dewa masih tertunduk dengan wajah menyesal, Ryan berkata “Kau tahu…!!! Kehidupanku jauh lebih sulit dari kehidupanmu sekarang ini, jadi aku tak mau mendengar kau menangisi kejadian ini lagi, kau mengerti..??”
Dewa seolah mendapat semangat baru dari Ryan,.
Setelah itu Jenni dan Ryan-pun pulang meninggalkan Dewa, Sebalum pulang Ryan berpesan agar besok ia berangkat sekolah seperti biasanya.
Setelah mendengar kata-kata Ryan akhirnya Dewa bisa tersenyum, hatinya lega karena dia merasa mempunyai teman yang senasip dengan dia. Dia berjanji dalam hati akan menjadi lebih semangat dihari esok. Keesokan harinya-pun Dewa berangkat sekolah dan ketika bertemu dengan Ryan merekapun saling tersenyum , “pukulanmu sakit juga, kemarin..hehe..” kata Dewa.. Ryan-pun ikut tertawa : “sebenarnya tanganku juga sakit karena memukulmu.. haha.., kata Ryan.
Ryan : “tetapi sebenarnya hatiku jauh lebih sakit jika aku tidak memukul kamu”
Dewa : “…….!!”
Ryan : Iya.. karena kau adalah sahabatku..hehe…
Merekapun tertawa bersama-sama dengan gembira…
Akhirnya Ryan menemukan teman yang sehati dengannya..
BERSAMBUNG Ke bagian Cerita Ryan Putra Samudera ke-2 tanggal 12 Feb 2010 .
Kamis, 04 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar